Kunjungan Ridwan kamil di pemukiman nelayan, Desa Bondet Karangreja, kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Rabu (7/3) disambut berbagai keluhan tentang nasih nelayan.
Mulai dari akses jalan ke desa mereka yang rusak dan minta diperbaiki, hingga persoalan muara dangkal yang menyebabkan banyak perahu rusak karena tersandung lumpur atau batu. Nelayan minta muara yang dangkal itu dikeruk.
"Soal lainnya tentang ngurus izin kapal yang sulit," kata Rustadi, 44 tahun, juru tawar, di lokasi pelelangan ikan di desa itu.
Kolega Rustadi, Edi, 48 tahun, pengurus koperasi Bina Waluya menambahkan, pengurusan izin kapal besar diatas 10 GT harus ke provinsi, sedangkan dibawah 10 GT urus izinnya di Kabupaten. Karena pengurusan izin yanh susah, nelayan jadi nggak urus izin, tapi dampaknya kapal nelayan dikejar petugas.
"Sebenarnya nelayan tidak rewel. Masalah urus izin diarahkan dan dipermudah saja, kita mau kok, asal jelas berapa harganya, jangan dipersulit. Mohon Kang Emil perhatikan masalah izin ini," ucap Edi.
Dalam dialognya, Kang Emil mengatakan bila memang menjadi pemimpin Jawa Barat nanti. Dirinya akan berusaha membantu memecahkan permasalahan ini.
"Kalau ada takdirnya, Insya Allah, soal izin dipermudah. Termasuk masalah permintaan asuransi nelayan," katanya.
Menurut dia, masalah sungai yang dangkal, tanggul yang mau jebol, tambatan yang dangkal, pekerjaan buruh yang susah dan murah, adalah masalah yang kompleks di kampung nelayan.
"Upah hanya 1,5 per bulan, kan tidak cukup, kekurangannya dari mana? mereka dapatkan dari rentenir," ucap Kang Emil.
Kang Emil menjelaskan, menjadi pemimpin harus memberikan solusi besar melindungi masyarakat yang tidak mampu.
"Ketika pendapatan rendah, maka urusan pendidikan, sembako, kesehatan bisa disubsidi oleh negara sehingga dengan uang terbatas mereka tetap bisa hidup layak," kata dia. (CB-003)