Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk mengembangkan tiga pusat metropolitan. Yaitu metropolitan Bodebek Karpur, metropolitan Bandung Raya dan mentropolitan Cirebon Raya. Bahkan Perda untuk Metropolitan Cirebon Raya pun sudah ada.
Untuk metropolitan Cirebon Raya sendiri terdiri dari Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu serta Kabupaten Kuningan.
Menanggapi rencana ini, Pjs Wali Kota Cirebon, Dr. H. Dedi Taufik, M.Si saat pelaksanaan Rapat Percepatan Pembangunan di Metropolitan Cirebon, Rabu, 4 April 2017 di pendopo Bupati Cirebon. Mengatakan, perlu ada pembahasan konteks regional yang dibahas bersama.
“Namun ada sejumlah konteks regional yang harus diselesaikan bersama. Diantaranya permasalahan sampah, infrastruktur serta spam," ungkapnya.
Untuk permasalahan sampah, lanjut Dedi, telah disepakati adanya pengolahan sampah regional yang mengambil tempat di daerah Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
“Lima tahun ke depan, sampah akan menjadi permasalahan. Sehingga harus diselesaikan secara regional,” ungkap Dedi.
Pemerintah Kota Cirebon sendiri juga sudah melakukan MoU dengan Pemprov Jabar untuk mendukung keberadaan sampah regional tersebut.
Selain sampah, permasalahan lain yang dihadapi Metropolitan Cirebon Raya yaitu infrastruktur.
“Laju pertumbuhan kendaraan tidak sebanding dengan pembangunan infrastruktur,” ungkap Dedi. Laju pertumbuhan kendaraan mencapai 12 persen sedangkan penambahan infrastruktur hanya 1,2 persen. Kondisi ini jelas tidak seimbang dan tidak sebanding. Jika tidak dicari jalan keluar secepatnya, maka bisa terjadi kemacetan lalu lintas yang luar biasa di Metropolitan Cirebon Raya.
“Ini harus kita antisipasi, jangan sampai terjadi seperti di metropolitan Bodebek Karpur dan Bandung Raya,” ungkap Dedi.
Salah satu langkah yang akan diambil yaitu membuat ring road dari Kuningan menuju Kota dan Kabupaten Cirebon. Untuk Kota Cirebon ada sekitar 10,5 hektar lahan yang dibutuhkan dan akan dilakukan pembebasan lahan.
Sedangkan untuk permasalahan spam atau pengelolaan air minum menurut Dedi kebutuhan air baku untuk kebutuhan warga di Metropolitan Cirebon Raya. Diantaranya berasal dari Waduk Jatigede serta dari sejumlah sumber mata air yang ada di Kabupaten Kuningan.
“Jangan lupa yang harus diantisipasi juga yaitu keberadaan Bandara Kertajati,” ungkap Dedi.
Keberadaan bandara tersebut akan menimbulkan multiplier effect, termasuk di Kota Cirebon. Karena itu, Dedi juga meminta seluruh sarana dan prasarana, mulai dari hotel, lokasi wisata dan lainnya dipersiapkan dengan baik untuk menyambut wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang akan berlibur ke Kota Cirebon.
“Karena Kota Cirebon sekarang bukan lintasan lagi, tapi kota tujuan wisata,” ungkap Dedi.
Sementara itu, Eddy Iskandar Muda Nasution selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Jawa Barat yang mewakili Gubernur Jawa Barat menuturkan secara populasi, wilayah Cirebon dan sekitarnya sudah memenuhi kriteria Metropolitan Raya, akan tetapi belum didukung oleh infrastruktur yang memadai.
“Masalah sampah, infrastruktur dan penyediaan air bersih harus jadi prioritas utama dalam pengembangan kosep Metropolitan Raya,” tuturnya.(CB-003)