CIREBON—Permintaan
uang kartal ke Bank Indonesia Cirebon mencapai Rp5,3 triliun atau kurang dari
angka asumsi kebutuhan uang kartal selama Idul Fitri 2018 yang dipatok sebesar
Rp5,9 triliun.
Akan
tetapi jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Idul Fitri 2017)
permintaan uang kartal ke Bank Indonesia tahun 2018 jauh lebih besar, karena
permintaannya pada 2017 hanya sebesar Rp2,6 triliun.
Kepala
Bank Indonesia Cirebon, M. Abdul Majid Ikram mengatakan asumsi kebutuhan uang
kartal pada Idul Fitri 2018 dipatok lebih besar karena ada sebagian perbankan
di wilayah Cirebon yang kini melayani daerah Subang, Pamanukan, dan Purwakarta
yang otomatis masuk layanan Bank Indonesia Cirebon.
“Kebutuhan
uang kartal di Subang, Pamanukan, dan Purwakarta sebelumnya dipenuhi oleh Bank
Indonesia Jawa Barat,” katanya saat temu wartawan, Senin (25/06/2018).
Lebih
rinci lagi, Majid menuturkan dari permintaan uang kartal selama masa Idul Fitri
2018 sebanyak Rp5,3 triliun, yang paling banyak adalah pecahan 100.000, dengan
rincian pecahan 100.000 Rp2,8 triliun, pecahan 50.000 Rp2 triliun, pecahan
20.000 Rp142 miliar, pecahan 10.000 Rp120 miliar, pecahan 5.000 Rp127 miliar,
pecahan 2.000 Rp47 miliar, pecahan 1.000 Rp2 miliar dan uang logam Rp429 juta.
“Pecahan
100.000 paling banyak diminta kalangan perbankan karena untuk gaji, dan THR
karyawan,” tuturnya.
Majid
menambahkan meskipun permintaan uang kartal tinggi akan tetapi arus setoran
uang ke Bank Indonesia Cirebon setelah Idul Fitri 2018 juga tinggi yaitu
sebesar Rp1,6 triliun atau naik 39,40% dari arus setoran uang setelah Idul
Fitri 2017.
“Cepatnya
arus uang masuk ke Bank Indonesia setelah Idul Fitri jelas kurang bagus,
idealnya uang berputar lebih lama di masyarakat,” tambahnya. (CB-001).