Calon Wakil Wali Kota Cirebon nomor urut 2, Hj. Eti Hewatai ketika diwawancarai wartawan |
CIREBON—Ramadhan
2018 merupakan Ramadhan yang penuh tantangan bagi Dra. Hj. Eti Herawati karena
selain harus menjalankan kewajiban sebagai seorang muslimah yakni puasa, dirinya
harus mengikuti rangkaian sosialisasi dan kampanye setelah ditetapkan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon sebagai calon Wakil Wali Kota Cirebon periode
2018-2023 mendampingi Drs. Nashrudin Azis SH.
Eti,
yang merupakan ibu dari 3 orang anak ini mengaku memiliki cara tersendiri
menghadapi tantangan di Ramadhan tahun ini terlebih dalam masalah membagi waktu
agar puasa lancar, kegiatan sosialisasi dan kampanye lancar berjalan dengan
baik dan tentunya hak keluarga tidak terbengkalai.
“Anak
pertama dan kedua sudah besar, tinggal yang ketiga masih kecil dan kerap
meminta perhatian lebih,” katanya di sela-sela acara buka puasa bersama puluhan
wartawan, Minggu 10 Juni 2018.
Masa
sosialisasi dan kampanye telah dilakukan Hj. Eti sejak 3 bulan terakhir dan
hingga awal Juni 2018 ini dari sekitar 247 Rukun Warga (RW) yang ada di Kota
Cirebon hampir 90% telah dikunjunginya melalui kegiatan Sapa Warga atau menyapa
warga langsung dari rumah ke rumah.
“Setelah
lelah Sapa Warga, sampai rumah Si Bungsu minta jalan-jalan, ya mau nggak mau
harus dituruti karena itu haknya,” tutur.
Eti
mengaku rangkaian kegiatan sosialisasi dan kampanye Pemilihan Wali Kota dan
Wakil Wali Kota Cirebon ini sangat memeras tenaga, emosi dan dirinya bersyukur
pada masa kampanye ini bertepatan dengan momentum Ramadhan yang mana kegiatan
Sapa Warga dilaksanakan mulai sore hari.
“Sebelum
Ramadhan kegiatan Sapa Warga dilaksanakan mulai siang hari, bisa dibayangkan
pada saat Cirebon sedang panas-panasnya,” katanya.
Adapun
rahasia Eti yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon dalam
menjaga stamina selama melaksanakan rangkaian kegiatan sosialisasi dan kampanye
adalah dengan terus berpikir positif karena hanya dengan itu kondisi tubuh akan
tetap sehat. Dan untuk menghilangkan cape setelah kegiatan biasanya akan hilang
setelah dipijat.
“Kalau
pikiran stres, nantinya mudah emosi, efek ke badan bisa cepat drop (sakit),
jadi jika muncul suatu masalah dibawa santai saja,” paparnya.
Eti
mencontohkan beberapa masalah yang sering dilaporkan oleh tim pemenangan mulai
dari banyaknya spanduk, atau baligho yang dirusak oknum tidak bertanggungjawab
ataupun kampanye hitam lewat sosial media atau pesan singkat handphone.
“Begitu
dapat laporan banyak spanduk yang dirusak, saya nggak ambil pusing, lalu
menyuruh tim agar memasangnya kembali,” tegasnya.
Tantangan
lain yang kerap ditemui Eti di lapangan adalah soal peta dukungan di kalangan
RW yang kadang menghalanginya untuk melaksanakan kegiatan Sapa Warga. Semua itu
dihadapi Eti dengan santai karena kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan legal
dan siapapun yang menghalangi bisa diproses hukum.
“Saya
tidak pernah memilah-milah RW mana yang harus didatangi, karena niat saya
silaturahim dan mengajak mereka datang ke TPS,” jelasnya.
Terkait
hasil Pilwalkot Cirebon yang digelar Rabu 27 Juni 2018, Eti mengaku menyerahkan
hasilnya kepada Allah SWT, karena segala proses telah dilaluinya tanpa
mencedrai aturan atau norma yang ada.
“Berbekal
pengalaman saat maju di Pemilihan Legislatif (Pileg), jadi untuk saat ini lebih
santai dan tenang,” tutupnya. (CB-001).