Meja kursi dari drum bekas buatan Mang Enon |
DUKUPUNTANG (Cirebon Bribin) - Suhanan atau yang lebih
akrab disapa Mang Enon kini semakin fokus menjalani usaha sampingannya yaitu membuat
berbagai produk bernilai tinggi dengan memanfaatkan drum bekas minyak dan oli.
Di kediamannya di Desa Cangkoak Kec. Dukupuntang Kab.
Cirebon, Ia mulai merintis usaha kecil-kecilan tersebut. Sudah 3 tahun berjalan,
Mang Enon kini memiliki bengkel las sendiri dan mempekerjakan 4 orang karyawan
yang bertugas untuk memotong dan merakit drum bekas menjadi produk bermanfaat
dan bernilai jual tinggi.
Pada awalnya, Mang Enon membuat kursi dari drum bekas hanya
untuk dirinya sendiri setelah ia lihat di Google tentang barang tersebut, kemudian
Ia berinisiatif membuatnya dengan memanfaatkan drum bekas minyak yang ada di
kantor tempatnya bekerja.
“Awalnya ada drum bekas di kantor, saya beli lalu
dibawa ke tukang las dekat rumah untuk dijadikan kursi,” katanya ketika ditemui
cirebonbribin.com belum lama ini.
Setelah kursi dari drum bekas selesai dikerjakan
tungkang las, Mang Enon iseng mengirim fotonya ke salah satu group whatsapp,
kemudian ada salah satu anggota group yang tertarik dan ingin membeli kursi
tersebut. “Dari sanalah mulai terpikirkan membuka usaha kerajinan kursi dari
drum bekas,” tuturnya.
Drum bekas bahan baku di rumah produksi Mang Enon |
Hingga kini telah banyak pesanan kursi dari drum bekas
untuk perabotan rumah atau kafe yang telah dikerjakan Mang Enon dan untuk
memuaskan pelanggan berbagai inovasi terus dilakukan untuk mempercantik produk
yang dibuatnya.
“Jika pensanan membludak, bisa memberdayakan anak-anak
muda yang ada di sekitar rumah untuk ikut bekerja,” ujarnya.
Tak hanya kursi, drum bekas yang disulap Mang Enon
kini jadi berbagai macam barang seperti tempat sampah unik, kursi taman, meja
tamu dan lain-lain.
“Harga produk dari drum bekas bervariasi tergantu
kualitas bahan dan kerumitan modelnya, dan harga mulai dari Rp1 juta hingga Rp4
juta,” tambahnya.
Menurut Mang Enon kendala yang kerap dialami dalam
menjalankan bisnisnya ini yaitu masalah bahan baku yang berkualitas yakni drum
bekas yang baru sekali pakai dan itu cukup sulit dicari di wilayah Cirebon.
“Drum bekas di Cirebon kebanyakan sudah berkarat dan
kurang bagus dibentuk, maka terpaksa harus mendatangkan dari daerah lain,”
katanya. (Muhandis Muh. Qusairy/CB-001).