Intani Prajaswari, S.IP, Kepala Sekolah PAUD, TK, dan SD Kinderfield (pegang mic) |
KEJAKSAN (Cirebon Bribin)-- Lebih dari seratus anak
didik di TK Kinderfield memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda. Mulai
dari katholik, protestan, islam, budha. "Hindu yang tahun ini tidak
ada", jelas Intani Prajaswari, S.IP, Kepala Sekolah PAUD, TK, dan SD
Kinderfield.
Sejak berdiri pada tahun 2009, TK ini memang mengusung
konsep multi religions, hal ini menjadi ciri khas TK Kinderfield dan
membedakannya dengan TK-TK lain di Kota Cirebon. "Pendidikan tidak bisa
dikotak-kotakkan", jelas Intan.
Dalam kegiatan belajar sehari-hari, anak didik di TK
Kinderfield tidak lah dibedakan, semua anak berbaur dalam satu ruangan belajar.
"Terkecuali saat pelajaran keagaamaan, anak-anak masuk ke ruangan sesuai
agama masing-masing", kata Intan.
Selain sudah terakreditasi, keunggulan yang dimiliki
TK ini adalah penerapan Franchise curriculum. Kurikulum ini merupakan
kurikulum internasional yang kemudian disesuaikan dengan kultur dan kebutuhan
anak didik. Di samping itu juga, anak didik senantiasa diajarkan assembly and
character building.
Intani pun mengungkapkan, walaupun semua anak didik di
TK ini berasal dari agama yang beragam tapi tidak pernah terjadi perselisihan
diantara mereka. "Tidak pernah ada masalah, mereka semua berteman
baik", ungkapnya.
Hal ini dikarenakan ada beberapa metode yang digunakan
oleh TK Kinderfield ini guna menanamkan pemahaman pada anak didik akan
keberagaman. Salah satunya dengan mengadakan Celebrate pada setiap hari besar
keagamaan. "Misal perayaan Idul Fitri, Marry Christmas, semua anak didik
ikut bergantian menghadiri", jelas Intan.
Selain itu guru-guru di Kinderfield juga tidak pernah
bosan untuk mengingatkan kepada para anak didik akan indahnya keberagaman.
"Kami selalu mengingatkan, we are different you're Moslem, you're
Christen, but we're still friend right" ungkap Intan.
Wali murid juga tidak perlu khawatir akan kualitas
guru-guru di Kinderfield. Lebih dari 30 guru di sini telah terpilih secara
selektif. "Jika mereka memiliki keyakinan yang ekstrem terhadap agamanya
ya tidak bisa kita terima", pungkasnya. (Afriyah Erma Yanti/CB-001).