Rabu, 06 Mei 2020

Rabu, Mei 06, 2020

Mahasiswa Wilayah III Cirebon yang tergabung dalam wadah Fosmagati (Forum Mahasiswa Gunung Djati) menerima bantuan dari Atase Pertahanan KBRI Cairo Mesir, Kolonel Arm Alvin Darmawan. Foto : Ist


CIREBON (CIREBON BRIBIN) - Wabah Virus Covid-19 yang mewabah di Mesir berdampak pada ketidakstabilan kondisi negara Mesir saat ini. Dampak itu juga dirasakan oleh Mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Universitas al-Azhar al-Syarif Cairo. Khususnya Mahasiswa Wilayah III Cirebon yang tergabung dalam wadah Fosmagati (Forum Mahasiswa Gunung Djati).

Sejak 15 April 2020, pemerintah Mesir mulai menerapkan sistem lockdown dengan aturan ketat, di antaranya menutup segala kegiatan dan aktivitas belajar mengajar di seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal, dan adanya pemberlakuan jam malam yang melarang segala aktivitas di luar rumah pada jam-jam tersebut. Hal itu bertujuan untuk memutus mata rantai penularan virus covid-19 yang mewabah secara cepat. Sistem lockdown yang diterapkan pemerintah Mesir berdampak ketidakstabilan pada segala aspek terutama kondisi perekonomian Mesir yang semakin menurun.

Pemerintah Mesir menghimbau kepada seluruh masyarakatnya termasuk ‘Thullab Waafidin’ (mahasiswa asing) untuk berdiam diri di rumah masing-masing. Segala aktivitas, baik perkuliahan, keorganisasian, majlis-majlis ilmu, dan semacamnya diberhentikan demi menanggulangi penyebaran wabah covid-19 yang semakin mewabah. Mahasiswa Indonesia dan khususnya Mahasiswa Ciayumajkuning sudah 1 bulan lebih berdiam di rumah mengikuti arahan dan aturan pemerintah Mesir. Hal ini membuat mahasiswa sulit bepergian, beraktivitas, dan bahkan mencari kebutuhan makanan. Terlebih dengan adanya pemberlakuan jam malam yang mengharuskan seluruh masyarakat Mesir berada dalam rumah sebelum jam 8 malam, dan bagi melanggar dikenakan denda sebesar 4000 pound Mesir (Junaih) setara dengan ± Rp. 3.900.000.

Melihat situasi ini, memasuki bulan suci Ramadahan, Atase Pertahanan KBRI Cairo Mesir, Kolonel Arm Alvin Darmawan memberikan bantuan kepada Mahasiswa Ciayumajakuning berupa 200 paket sembako yang berisikan beras, minyak goreng, gula pasir, teh, mie instan, dan telur ayam. Bantuan dibagikan kepada mereka secara door to door.

“Pendistribusian bantuan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan, tanpa mengumpulkan banyak orang.  Karena itu paket sembako akan didistribusikan langsung kerumah para penerima”. Ujar Fathurrozaq, ketua Fosmagati Mesir dalam siaran pers yang diterima cirebonbribin.com hari ini, Rabu (6/5).

Terkait adanya bantuan dari Atase Pertahanan KBRI Cairo Mesir, Sesepuh Fosmagati Mesir KH Tubagus Manshur mengatakan, agar distribusikan secara maksimal dan harus selalu waspada dengan keadaan.

“Kita disini sekarang dalam suasana krisis. Keluarga kita di Cirebon juga sedang krisis, banyak kawan yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok, semoga dengan bantuan ini kita bisa ikut membantu meringankan beban yang ada. Saat ini kesehatan dan keamanan warga adalah nomor satu," katanya.

Perintis Fosmagati, Ahmad Fadholi menuturkan pihaknya berharap agar pemerintah memperhatikan seluruh rakyatnya, baik yang ada di luar negeri maupun dalam negeri.

"Karena bagaimanapun mereka adalah rakyat pribumi yang tengah berjuang di luar sana dan akan kembali ke wilayahnya masing-masing dengan harapan akan menjadi generasi milenial yang bakal memberikan kontribusi bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara.” tutur Alumni Al-Azhar ini.

Sementara itu, Wakil ketua Fosmagati Mesir menuturkan kondisi di Mesir membuat Mahasiswa Fosmagati Mesir mengharapkan uluran bantuan dari siapapun khususnya pemerintah wilayah III Cirebon.

“Kendatipun pemerintah wilayah III Cirebon belum memberikan bantuan kemanusiaan atas dampak covid-19 yang juga melanda Mahasiswa Ciayumajakuning di Mesir, bantuan ini setidaknya dapat sedikit membantu meringankan beban masyarakatnya di sini.(CB-003)