KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Penerapan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Cirebon telah berjalan selama 10 hari lamanya. Berbagai macam strategi telah dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon untuk membujuk masyarakat agar ikut mendukung suksesnya PSBB tersebut.
Mulai dari melakukan sosialisasi hingga melakukan patroli ke jalanan atau pusat pertokoan dan pusat perbelanjaan, hingga penutupan sementara beberapa ruas jalan dalam kota. Namun nyatanya target untuk menahan pergerakan manusia hingga tersisa 30% masih belum tercapai.
Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis mengakui bahwa memang penerapan PSBB hingga hari ini belum mencapai hasil yang maksimal.
"Capaiannya memang belum sesuai dengan ketentuan WHO atau yang beraktifitas hanya 30% ," ungkapnya, Jumat (15/5).
Namun Azis melanjutkan, aktifitas manusia di Kota Cirebon sudah mulai berkurang dan terus bertahap.
"Saya melihat jalanan juga sudah tidak terlalu padat," ujarnya.
Pemda Kota Cirebon sendiri juga tidak tinggal diam, setiap harinya terus melakukan kontrol dan evaluasi terhadap jalannya PSBB.
Kesuksesan PSBB bukan hanya seberapa besar upaya yang dilakukan Pemda Kota Cirebon, namun ditentukan juga dari kesadaran masyarakat dan para pelaku usaha atau pelaku ekonomi.
"Kesadaran masyarakat masih kurang bagus, masih memikirkan diri sendiri," tuturnya.
Azis mengungkapkan, terjadi perbedaan pendapat masyarakat dalam penerapan PSBB ini, di satu sisi ada golongan yang memaksa untuk bisa tetap mencari nafkah dan mengabaikan aturan, namun disisi lain ada juga golongan masyarakat yang tetap berdiam diri dirumah mematuhi aturan.
"Padahal Covid-19 ini yang memaksa pemerintah menerapkan aturan PSBB adalah sebuah masalah yang konsekuensinya harus ditanggung bersama dan dihadapi bersama pula," ungkapnya.
"Sekali lagi, sangat bergantung pada kerjasama masyarakat dan pemerintah, jangan bikin kita berlama-lama menderita, disiplin sebentar untuk memperpendek penderitaan," tutupnya.(CB-003)