Rapat evaluasi penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di ruang Adipura Kencana, Balai Kota Cirebon, Kamis (23/7). |
KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis mengatakan masyarakat keliru mengartikan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Penerapan akb, bukan berarti bahwa bahaya covid-19 sudah selesai atau berakhir.
"Dengan adanya AKB dianggapnya covid-19 sudah tidak berbahaya lagi," katanya usai mengikuti rapat evaluasi penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di ruang Adipura Kencana, Balai Kota Cirebon, Kamis (23/7).
Padahal anggapan seperti itu justru sangat keliru, bahaya covid-19 masih mengintai.
Maka dari itu, lanjutnya, kampanye covid-19 masih berbahaya harus jadi alat untuk menginformasikan kepada masyarakat.
"Kita perlu lebih gencar lagi berkampanye untuk mengedukasi masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, dari rapat evaluasi penerapan AKB di ruang Adipura Kencana, Balai Kota Cirebon, hasilnya telah terjadi peningkatan masyarakat yang terpapar covid-19 selama AKB.
"Namun demikian masyarakat yang terpapar itu bukan merupakan murni masyarakat kota Cirebon tapi masyarakat luar kota Cirebon yang kemudian memang beraktivitas di kota Cirebon," pungkasnya.(CB-003)