Senin, 14 Desember 2020

Senin, Desember 14, 2020
Pengguna jasa parkir di Jalan Pagongan, Kota Cirebon lebih memilih cara pembayaran konvensional atau menggunakan uang tunai.

KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Sejak di luncurkan pada akhir bulan Agustus 2020 hingga sekarang, pembayaran parkir non tunai di Kota Cirebon masih belum mendapatkan respon positif dari masyarakat.

Kepada cirebonbribin, beberapa orang petugas parkir mengatakan bahwa pengguna jasa parkir lebih memilih pembayaran konvensional atau tunai.

"Masih banyak yang bayar tunai, sedikit sekali yang mau pakai non tunai," kata Nardi, salah seorang juru parkir di Jalan Pagongan, Senin (14/12).

Meskipun demikian, dia mengaku bahwa setiap pengguna jasa parkir selalu ia tawari untuk menggunakan pembayaran non - tunai.

Dia mengungkapkan, pengguna jasa parkir menolak membayar secara non tunai dengan beragam alasan.

"Ada yang tidak punya aplikasi, ada yang tidak punya saldo, malah ada yang bilang ribet dan lebih mudah bayar tunai," ungkapnya.

Hal senada juga di katakan Wasika, pria yang sudah hampir 30 tahun menjadi petugas parkir ini lebih banyak menerima pembayaran secara tunai.

"Ada yang bayar non tunai, tapi dalam seminggu paling hanya satu sampai lima orang saja," katanya.

Sebelumnya, pada Agustus 2020, sinergi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Cirebon bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon yang didukung juga oleh Bank Jabar Banten (BJB) Kota Cirebon, lahirkan sebuah inovasi sistem parkir dengan metode pembayaran non tunai melalui QRIS atau QR Code standar Indonesia yang dapat menerima pembayaran melalui uang elektronik server based dari berbagai aplikasi penerbit uang elektronik seperti Digicash BJB, LinkAja, Gopay, OVO, Dana, Shopee Pay bahkan mBaking yang memiliki fitur pembayaran dengan QRIS.(CB-003)