Tiga Profesor UGJ yang baru saja dikukuhkan, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si, Prof. Dr. H Junaedi, S.H., M.H, dan Prof Dr. H. Endang Sutrisno, M.Hum. |
Sebelumnya kolaborasi kepemimpinan ini telah berhasil membawa universitas terbesar di tataran Ciayaumajakuning ini pada peringkat 119 perguruan tinggi terbaik se Indonesia versi kemendikbud mewujudkan 10 Program Studi terakreditasi A BAN PT dan menyediakan sarana pengembangan fasilitas mahasiswa yang diprioritaskan.
Kini di usianya yang ke 60 Tahun, UGJ kembali mengukir sejarah dengan prestasi gemilang, yaitu mendapatkan 3 orang dosen dengan jabatan professor sekaligus dalam satu waktu yang dikukuhkan oleh Majelis Guru Besar/Profesor kampus setempat di Auditorium Kampus Utama UGJ yang terletak di Jalan Pemuda No. 32 Cirebon, Sabtu (30/1).
Adapun ketiga Profesor yang baru saja dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si, Prof. Dr. H Junaedi, S.H., M.H, dan Prof Dr. H. Endang Sutrisno, M.Hum.
Hadir dalam pengukuhan tersebut Para Guru Besar, Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti Kemendikbud, Ketua Lembaga Layanann Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV (Jawa Barat & Banten) Prof. Dr.H.Uman Suherman, M.Pd Ketua Paguyuban Profesor; Ketua APTISI Jawa Barat, Ketua ABPPTSI Pusat dan Jawa Barat, Ketua Yayasan PSGJ, Para pengurus Yayasan, Pimpinan Universitas dan Fakultas, Walikota dan Bupati Cirebon dan Forkopinda Ciayumajakuning, para dosen di lingkungan UGJ dan beberapa undangan lain yang ikut merasakan kebanggaan ini.
Ketua Yayasan PSGJ, Dadang Sukandar Kasidin mengatakan, pengukuhan ini bertepatan dengan peringatan Dies Natalis yang ke 60 pada tanggal 16 Januari yang lalu, sehingga kehadiran 3 orang Profesor tersebut merupakan kado terindah yang dipersembahkan ketua yayasan dan rektor kepada lembaga yang dipimpinnya kepada negara sebagai bentuk pengabdian UGJ pada masyarakat.
"Keberhasilan ini merupakan bentuk sinergitas Ketua Yayasan dan Rektor UGJ sehingga dapat saling mendukung kemajuan SDM di lingkungan UGJ," katanya.
Yayasan akan terus mendorong dan memfasilitasi para dosen UGJ untuk meningkatkan kompetensi dan kualitasnya. Yayasan mensupport penuh dalam berbagai segi, temasuk dari segi pembiayaan kuliah. Bagi dosen yang tidak memperoleh biaya dari Kemendikbud ataupun dari sumber lainnya, maka Yayasan membantu para dosen yang melakukan study lanjut.
"Ini dilakukan semata-mata agar kualitas sumber daya manusia terutama sumber daya dosen terus meningkat, sehingga kualitas mahasiswa dan lulusan UGJ akan ikut meningkat," ungkapnya.
Pada setiap kesempatan, yayasan selalu mengingatkan kepada para dosen untuk selalu membesarkan, meninggikan, dan mengagungkan Allah SWT dalam membesarkan UGJ, meningkatkan loyalitas kepada lembaga dan mengukuhkan kesadaran, disiplin dan komitmen pada peningkatan kinerja, produktivitas, inovasi dan kreativitas,
“Teruslah meningkatkan budaya komunikasi dan koordinasi agar guyub dengan selalu menghormati, menghargai dan mengerti satu sama lain agar sivitas UGJ dapat mempertahankan dan meningkatkan peringkat universitas unggul di tingkat nasional dan internasional," tambah Dadang.
Sejalan dengan Ketua Yayasan, Rektor UGJ juga menyampaikan bahwa keberhasilannya mencapai jabatan fungsional akademik tertinggi sebagai profesor adalah buah kerja keras dan dukungan semua pihak terutama dari Ketua YPSGJ.
"Capaian ini agar menjadi sumber motivasi dan penyemangat bagi seluruh dosen bahwa dengan kerja keras, fokus dan kemauan yang kuat maka apa yang kita ingin wujudkan insya Allah terwujud, tentu dengan selalu memohon pertolongan dan ridho Allah SWT," kata Mukarto.
Seperti diketahui bersama bahwa menjadi profesor merupakan cita-cita tertinggi seorang dosen, kunci utama sukses sebagai calon profesor adalah berusaha atau niat, karakter (budaya riset dan publikasi) dan kerja keras (mandiri maupun kolaborasi) yang disertai doa, kesabaran dan disiplin (manajemen/target waktu). Untuk itu diperlukan peningkatan motivasi diri.
Dia menambahkan, Ketua Yayasan meminta perhatian kepada seluruh sivitas akademika UGJ bahwa sebagai seorang akademisi harus membudayakan sikap tidak mengedepankan keegoan karena sikap ini dapat membentuk kepribadian yang menjalankan sesuatu seenaknya, semaunya, menggampangkan, semena-mena, mentang-mentang, sombong, dan takabur seingga tidak dapat menjalankan aturan, etika, dan peraturan.
"Kita harus dapat membudayakan nilai-nilai luhur untuk selalu mengembangkan sikap untuk saling membantu, saling mendukung, saling melengkapi dan menutupi kekurangan dan kelemahan satu sama lain, jangan mengedepankan keegoan dan mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan, lakukan terus perbuatan baik," ujarnya.
Biasakan untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi untuk saling menghargai, menghormati, dan mengerti agar dapat memberi dan membagi di lingkungan keluarga besar UGJ dan masyarakat pada umumnya.
Setiap dosen dituntut melaksanakan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, harus melakukan penelitian publikasi ilmiah, sekaligus menjalankan pengabdian kepada masyarakat.
"Namun yang menjadi kendala terkadang dosen terlalu sibuk dengan jadwal mengajar atau terjebak dengan tugas tambahan sebagai pejabat struktural," tuturnya.
Sehingga dosen tidak sempat meluangkan waktu untuk menuangkan ide-ide cemerlangnya dalam melakukan publikasi ilmiah dalam bentuk artikel maupun buku.
"Hal tersebut yang terkadang menjadi salah satu penyebab terhambatnya dosen dalam meraih jenjang karirnya," tutup Mukarto.(CB-003)