WERU (CIREBON BRIBIN) – Pembina Vihara Dharma Sukha, Kusnadi Halim mengatakan, pandemi Covid-19 membuat perbedaan perayaan Imlek dari tahun-tahun sebelum. Karena saat ini, segala bentuk kunjungan, peribadahan, atau bentuk lainnya yang berkaitan dengan Vihara ini selalu mewajibkan menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Otomatis dari jemaat sendiri sangat berkurang,” ungkapnya saat dihubungi melalui aplikasi WhatsApp, Kamis (6/2).
Dalam perayaan Imlek nanti, Kusnadi mengungkapkan pihaknya menyarankan jemaat untuk mengikuti secara virtual. Mengingat Vihara Dharma Sukha yang tahun ini berusia 631 tahun kebanyakan jemaatnya berasal dari luar kota, seperti dari Bandung, Surabaya, Jakarta, Semarang, yogyakarta, dan kota-kota lainnya.
Meski jemaat akan sepi karena pandemi, lanjut Kusnadi, tradisi setiap tanggal 24 bulan ke 12 penanggalan Kalender China (Cap Jie Gwe Dji Si), tetap dilakukan, seperti yang selalu dilakukan di Vihara ini setiap tahunnya.
Cap Jie Gwe Dji Si merupakan tradisi bersih-bersih di sekitar vihara, dengan mengganti jubah Dewa dan memandikannya, mengganti lampion lama dengan yang baru, serta membersihkan seluruh altar dari segala macam kotoran yang ada di klenteng tersebut.
“Sudah tradisi setiap tanggal 24 bulan 12 selalu kami lakukan kegiatan seperti ini di Vihara, ya selama tiga hari dirasa sudah cukup,” tuturnya.
Kusnadi menambahkan, dirinya dan jemaat yang lain selalu berharap agar semuanya bisa berjalan dengan damai, lancar, dan berbahagia.
“Kami setiap hari selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, agar orang-orang yang terpapar bisa disembuhkan, serta semoga yang belum terpapar juga tidak sampai terpapar. Karena cukup repot juga kalau sudah terpapar Covid-19," tambahnya. (Rokibullah-Magang).