Selasa, 15 Juni 2021

Selasa, Juni 15, 2021
NBS Skincare diminati masyarakat karena sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

KESAMBI (CIREBON BRIBIN) - Sudah berkeluarga dan mempunyai dua orang anak, tak lantas membuat Noni Ayi berhenti menjajaki dunia bisnis. Berawal dari seorang dropshiper sebuah produk kecantikan, kini ibu muda usia 34 tahun itu sukses menjadi pemilik produk kecantikan yang sedang naik daun, Noni Beauty Skin atau lebih familier dengan sebutan NBS Skincare, dimana omzetnya bisa mencapai puluhan milyar dalam satu kali produksi.

Insting bisnis ini dimulai ketika Noni getol membeli produk kecantikan. Karena merasa cocok memakai produk tersebut, ia mulai memasarkannya ke teman-temannya dan memilih menjadi dropshiper. 

Apa itu dropshiper? Perlu diketahui, dropship adalah sebuah metode jual beli online di mana penjual tidak melakukan stok barang ataupun proses pengiriman. Dan orang yang melakukan proses tersebut disebut deopshiper.

Noni hanya memajang foto-foto barang dagangan supplier di website atau akun media sosial sebagai tempat berjualan. Jika ada pembeli yang memesan, maka ia cukup meneruskannya pada supplier.

Owner NBS Skincare, Noni Ayi menceritakan kisah perjalanan karirnya.

Tak butuh waktu lama, bisnis ini pun berjalan lancar, produk-produk kecantikan yang dipasarkan Noni banyak diminati

"Dropship saya laku, itu saya hanya memakai instragram, dari situ untungnya dikumpulin," jelasnya.  

Saat roda bisnisnya sedang bergulir kencang, Noni mendadak menahan diri. Dia sadar, jika kosmetik berupa krim pemutih yang ia jual belum terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Saya nggak mau (produk) berdampak buruk. Apalagi muka kan aset. Terlebih nanti harus berurusan dengan pihak berwajib. Dari situ saya kepikiran, kenapa nggak coba racik produk sendiri dengan bahan-bahan yang aman," cetusnya.

Keberanian Noni dalam membuat dan memasarkan produknya sendiri memang tak lantas berjalan mudah. Dia bekerjasama makloon dengan  perusahaan kosmetik besar di Jakarta.

Dengan jasa makloon, Noni pun mesti mematenkan nama produknya dan menjalani beragam tahapan yang tak mudah agar lulus uji di BPOM.

"2019 pertama kali launching, tapi kemudian saya formulasikan lagi racikannya memastikan agar benar-benar aman, akhirnya 2020 hadir lagi dengan nama NBS Reborn,"jelasnya.

"Penjualan pertama sekitar seribu paket, dan Alhamdulillah sekarang di PO yang ke sepuluh semenjak bulan Oktober lalu itu sudah hampir 250 ribu produk setiap bulannya," tambah Noni.

Ya, dia berkeinginan kuat untuk terus membuka lapangan pekerjaan yang mudah dan simpel sekaligus mengedukasi para wanita dalam penggunaan produk kecantikan. 

Di luar dugaan, dari yang awalnya Noni hanya mengajak empat orang temannya sebagai reseller, kini ia sudah memiliki lebih dari 14 ribu reseller yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara. 

"Sudah ada stockist kita juga yang di Taiwan,  Hongkong, Brunei, Malaysia dan Singapore," imbuhnya. 

Meskipun tergolong baru, lanjut Noni, NBS Skincare mendapat minat cukup tinggi di kalangan masyarakat lantaran harga yang ditawarkan sangatlah terjangkau, di bawah harga brand produk lain yang serupa. 

"Selain itu di kami ada namanya paket ultimate, itu satu paket sudah bisa dipakai untuk mengatasi semua jenis kulit, jadi praktis," tandasnya.

Noni yakin, pasar kosmetik tanah air tak akan redup. Sebab menurutnya kosmetik adalah barang primer bagi kaum hawa.

Selain itu, keinginannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan khususnya ibu-ibu menjadi alasan kuat baginya untuk terus membesarkan NBS. 

"Ada kesempatan lapangan kerja yang sangat menguntungkan di sini. Tak perlu modal bahkan. Jadi buat ibu-ibu yang mungkin tidak bisa bekerja di luar tetap bisa menghasilkan uang di rumah," pungkasnya. (CB-004)