Rabu, 16 Juni 2021

Rabu, Juni 16, 2021
Kesiapan SMP dalam melaksanakan PTM menurut Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Drs. H. Amin harus disertai dengan koordinasi serta kerjasama yang menyeluruh dari pihak-pihak yang berwenang, seperti Muspika, Puskesmas, juga Gugus Tugas untuk mengontrol di tiap wilayah.

SUMBER (CIREBON BRIBIN) - Menindaklanjuti rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan kembali dibuka secara serempak di Indonesia tahun ajaran mendatang, Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Drs. H. Amin melalui sambungan telepon pada Selasa (15/6), memastikan kesiapan sekolah-sekolah tingkat SMP yang ada di Kabupaten secara umum sudah mencapai 97 persen.

"Karena sebenarnya kami persiapan itu sudah 3 kali, tahun lalu untuk di bulan Agustus dan November, tahun ini untuk bulan Maret, tapi lagi-lagi semua itu gagal karena kondisi pandemi belum memungkinkan," tuturnya.

Tetapi, lanjut Amin, kesiapan ini tentu harus disertai dengan koordinasi serta kerjasama yang menyeluruh dari pihak-pihak yang berwenang, seperti Muspika, Puskesmas, juga Gugus Tugas untuk mengontrol di tiap wilayah.

"Pihak sekolah mungkin bisa mengontrol ketika anak berada di area sekolah, tetapi titik kumpul mereka ketika sudah di luar sekolah kan tidak bisa dijamin," cetusnya.

Masih kata Amin, kendati pembelajaran tatap muka tahun ajaran mendatang direncanakan dibuka, berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan, jumlah siswa yang hadir di sekolah per harinya harus dibatasi jumlahnya sebanyak 25 persen.

"Jadi mungkin nanti bisa diterapkan sistem shift," lanjutnya.

SMP di Kabupaten Cirebon sendiri jumlahnya sekitar 200 sekolah, terdiri dari 80 sekolah negeri, dan 120 sekolah swasta.

"Tim verifikasi dari kami sudah melakukan monitoring ke beberapa sekolah, untuk kesediaan tempat cuci tangan dan segala macamnya itu sudah siap semuanya," ucapnya.

Besar harapan Amin agar rencana dibukanya kembali pembelajaran tatap muka tahun ajaran mendatang dapat terealisasikan.

"Semoga sih tidak gagal lagi, karena sudah 3 kali kita gagal PTM. Ini anak-anak dan orang tua juga sudah mengaku jenuh,"

"Kalau nggak dicoba dimulai PTM ya bakalan masih penasaran terus, kalau sudah dimulai PTM dan ternyata muncul klaster baru ya yasudah kita hentikan, setidaknya sudah ada bukti yang dilihat masyarakat setelah nanti PTM dimulai kembali," jelasnya.

Di akhir wawancara, Amin menerangkan selain kesiapan fasilitas protokol kesehatan yang harus disediakan oleh sekolah, persiapan yang tidak kalah penting adalah persiapan karakter.
Artinya masyarakat jangan lengah dan jangan menganggap sepele akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.

"Watak dan perilaku menyepelekan ini yang justru lebih berbahaya. Covid ini masih ada, kalau tidak bersama-sama menjaga, ya upaya apapun akan percuma," pungkasnya.(CB-004)