PLUMBON (CIREBON BRIBIN) - Sebagai wujud program pengabdian terhadap masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPKM), kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Ketua Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kabupaten Cirebon, Gunawan sekaligus owner dari Arli, sebuah merk kerajinan kulit adakan pelatihan pengembangan desain produk berbasis mesin CNC. Dalam kegiatan yang diikuti 30 peserta ini, keduanya ciptakan produk fashion tas kulit dengan prinsip Mekanik.
Deny Willy Junaidy sekretaris bidang LPPKM mengungkapkan, kegiatan yang setiap tahunnya tersebar di beberapa wilayah Bandung raya, Jawa Barat, Sumatera, dan Daerah tiga T ini digalakkan. Guna mensinergikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemenristekdikti yang mendorong mahasiswa dan dosen untuk aktif belajar di lapangan bersama masyarakat dan industri. Oleh karenanya, Deny bersama Samuel Aswin alumni ITB sekaligus owner perusahaan start up mainan kayu, menggaet Gunawan dalam program ini.
"Kita disini tentu untuk mengembangkan desain produk dengan mesin CNC router dan laser. Dalam hal ini kita menggunakan material kulit dan kayu yang kemudian digabungkan dengan prinsip mekanik,"terangnya.
Didampingi kedua mahasiswinya Linda Mawali dan Siti Saadah. Ia menyampaikan, hal ini bisa jadi sebuah tren baru, dari produk kulit dan kayu. Tak hanya itu, Deny berharap inovasi baru ini dapat menjadi inspirasi produk-produk baru khususnya di Wilayah Cirebon.
Dilaksanakan selama 4 hari sejak Rabu (9/6), di Warehouse Arli Fashion Craft, Jl. Prapatan 124, Desa Karangmulya, Plumbon, Kabupaten Cirebon. LPKKM ITB ini berharap para pelaku usaha kerajinan di Cirebon lebih familier dan melek dengan teknologi. Oleh karenanya, Deny bersama rekannya memilih Gunawan yang kebetulan seorang pengusaha kerajinan kulit yang sudah memanfaatkan teknologi CNC.
"Awalnya samuel alumni s2 itb bekerja pada perusahaan playwood. Dan Kebetulan mas gun sebagai narsum untuk program pengabdian ini dia sudah memakai laser cnc, jadi pas kita gabungkan saja,"katanya.
Sementara itu, Samuel Aswin selaku pengusaha play wood yang memanfaatkan mesin CNC menyampaikan, dirinya menyambut baik projek ini. Terlebih, dirinya telah jatuh cinta dengan prinsip mekanik. Setelah mendengar profil Gunawan ia semakin tertarik untuk mengkombinasi fashion life style dengan prinsip mekanik.
"Saya memang suka mekanik. Mas gun juga punya produk kulit. Nah bagaimana kalau mekanik diterapkan pada produk kulit mas gun, bukan sebagai motif saja tetapi sebagai kuncian seperti yang satu ini," ucapnya sembari menunjukkan salah satu tas.
Masih di tempat yang sama, Gunawan mengungkapkan bahwa, apa yang dilakukannya saat ini jika dalam dunia industri masih merupakan ranah riset dan development. Jadi, jika untuk diperjualbelikan masihlah butuh satu atau dua tahapan proses lagi.
"Kalau diibaratkan mobil, konsep itu dipamerin tahun ini. Tahun depan atau 2 tahun lagi dilaunching dengan spect2 yang useable atau usebility,"tuturnya.
Dirinya menyebutkan baru pertama kali melihat dan membuat hal semacam ini. Sebelumnya, tak pernah terpikir dalam benaknya, untuk mengkombinasi teknik atau prinsip mekanik kedalam produk kulitnya.
"Ini konsep baru yang ditawarkan teman teman ITB. Apalagi baru kali ini kita lihat unsur sistem mekanik kayu dan kuningan diterapkan pada tas. Dan saya rasa Indonesia perlu punya ide-ide seperti ini. Rasanya kita Indonesia perlu lompatan-lompatan seperti ini. Kita perlu tunjukan ke Indonesia, bahwa Cirebon bisa menghasilkan produk kelas dunia seperti ini,"pungkasnya.