Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta menyampaikan visi Partai dalam kesempatan jumpa pers di Cirebon, Senin (29/11). |
TRUSMI (CIREBON BRIBIN) - Untuk waktu yang lama kita semua terjebak dalam politik aliran, karena itu setiap kekuatan di Indonesia baik kanan, tengah dan kiri setiap waktu membangun tembok diantara semuanya. Tembok ini lah yang menciptakan polarisasi yang luar biasa diantara masyarakat dan bisa mengancam keutuhan kita sebagai bangsa.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ketua umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta di Trusmi, Kabupaten Cirebon, Senin (29/11).
"Ini juga menjelaskan mengapa susah sekali ada Pemerintahan yang efektif di Indonesia karena faktor ini tadi," ungkapnya.
Jadi, setiap orang membangun tembok dan partai terbesar di Indonesia tidak punya suara lebih dari 20 persen disini karena yang kita bangun itu tembok-tembok terus.
Partai Gelora Indonesia, menurut Anis datang untuk meruntuhkan tembok tersebut dan membangun jembatan supaya seluruh kelompok bisa berkomunikasi.
"Supaya partai tidak mewakili kelompoknya, tapi mewakili seluruh populasi," ujarnya.
Anis menjelaskan, Partai Gelora Indonesia dalam visinya membawa satu cita-cita nasional baru untuk masyarakat. Karena, salah satu yang membuat bangsa Indonesia terkelompok seperti sekarang ini adalah karena tidak ada partai yang membawa cita-cita nasional baru.
"Yang kita perlu satu tujuan nasional baru, bagaimana mengkonsolidasi kekuatan kita supaya Indonesia yang sudah menjadi negara menengah ini bisa menjadi kekuatan kelima dunia," jelasnya.
Anis melanjutkan, Indonesia secara tahapan sudah merdeka, sudah menjadi bangsa baru. Setelah itu membangun menjadi negara, bangsa yang modern dan kuat. Ini yang sekarang sudah dicapai, namun kelas Indonesia masih berada di kelas menengah.
"Nah tujuan Partai Gelora ini bagaimana meyakinkan rakyat Indonesia kita mempunyai sumber daya yang cukup kemampuan manusia yang cukup untuk naik kelas menjadi satu dari lima kekuatan utama dunia," katanya.
"Itu adalah satu cita-cita nasional baru dan inilah yang saya maksud dengan arah baru Indonesia," tambahnya.
Meski menyadari bahwa jaraknya jauh untuk menuju kesana, tapi visi seperti ini yang menurutnya di perlukan untuk membimbing dan mengkonsolidasi langkah-langkah menuju kearah sana.
"Karena itu, seperti yang saya katakan tadi kita pertama-tama harus meruntuhkan tembok dulu, kita bangun jembatan supaya semua kelompok bisa terlibat disini dengan satu semangat namanya kolaborasi, konsep kolaborasi ini juga yang kita pakai," pungkasnya. (CB-003)