Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 3 Cirebon, ada 15 titik yang rawan bencana banjir, longsor, kontur tanah labil maupun amblas di wilayah kerjanya. Foto : PT KAI Daop 3 Cirebon |
KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Menilik curah hujan yang masih cukup tinggi dan terus menerus tentunya patut diwaspadai karena dapat membuat Jalur KA terendam atau amblas, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon telah siaga dengan memetakan daerah-daerah rawan bencana di wilayah kerjanya. Setidaknya terdapat 15 titik yang rawan bencana baik banjir, longsor, kontur tanah labil maupun amblas.
VP PT KAI Daop 3 Cirebon, Takdir Santoso mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan titik-titik rawan bencana di sepanjang jalur KA.
"Mengingat intensitas hujan yang meningkat di beberapa hari terakhir, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan KA," jelasnya, Selasa (11/10).
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 3 Cirebon, ada 15 titik yang rawan bencana banjir, longsor, kontur tanah labil maupun amblas.
Oleh karena itu, di titik-titik rawan bencana tersebut telah dilakukan pemantauan.
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Daop 3 Cirebon untuk meminimalisir potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA, diantaranya dengan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah, membuang lumpur ke luar rumija, membuat trucuk dari bambu dan penahan tanah dengan menggunakan karung diisi tanah dan retaining wall, serta penempatan AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di 17 titik.
Alat material Untuk Siaga (AMUS) disiapkan untuk mengantisipasi banjir dan ambles dititik rawan itu. Alat material untuk siaga sendiri merupakan alat bantu darurat yang terdiri dari peralatan kerja dan material, diantaranya bantalan rel dan batu balas. Persiapan tersebut untuk tindakan cepat ketika terjadi gangguan.
“Kami juga menerjunkan petugas dari Daop 3 Ciirebon untuk melakukan pemantauan di titik-titik rawan bencana, dan menambah Petugas Penilik Jalur (PPJ) ekstra," tutup Takdir. (CB-003)