KESAMBI (CIREBON BRIBIN) - Fakultas Pertanian UGJ yang bekerja sama dengan Propaktani gelar kegiatan Stadium General seminar pertanian “metode purba” dengan mengambil tema “waste to agriculture low cost high impact sustainable integrated farming” dengan narasumber Deden Lesmana (konsultan Mikro Organisme Lokal).
Kegiatan dilaksanakan secara hybrid di Gedung Fakultas Kedokteran UGJ pada Kamis, 20 Oktober 2022 yang dihadiri oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, kepala LPM UGJ, para petugas PPL di wilayah Ciayumajakuning, Brebes, Tegal dan Pemalang yang hadir secara online, serta seluruh sivitas akadmika Fakultas Pertanian.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Dr. Ir. Suwandi M.Si. dalam sambutannya menyampaikan bahwa harga pupuk kimia sangatlah mahal, sehingga mengajarkan kita untuk kembali ke alam.
Pengembangan Teori-teori konsep SDGs, teori-teori konsep LEISA (Low Eksternal Input Suistenable Agriculture), prinsip-prinsip dari alam, diolah secara alami dan dikembalikan ke alam.
"Bikin pupuk hayati, pupuk kompos, limbah dari tanaman, bio saka, sehingga petani tidak akan kembali mengeluhkan pupuk mahal, obat kimia mahal," katanya.
Sementara itu, Dekan pertanian Prof. Dr. Achmad Faqih, S.P., M.M. dalam sambutannya sekaligus sebagai opening speech pada kegiatan ini menyampaikan ketahanan pangan akan mudah diwujudkan di negara Indonesia, sebab Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang luas, serta sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani.
"Namun, masih banyak tantangan yang harus dilewati Indonesia demi tercapainya kondisi ketahanan pangan," ujarnya.
Yaitu kendala sumber daya alam, dampak perubahan iklim global, pertanian Indonesia masih didominasi usaha tani skala kecil, dan ketidak seimbangan produksi pangan antar wilayah, imbuhnya.
Menurutnya, teknologi pertanian organik dengan penggunaan sisa bahan organik/sampah dengan probiotik melalui “metode purba” merupakan salah satu solusi dalam ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas tanaman pangan serta ramah lingkungan.
Ia juga menjelaskan beberapa keunggulan dari “metode purba” ini.
"Yaitu tanpa melakukan olah tanah, tanpa pemupukan kimia, tanpa penggunaan pestisida, media tanam menggunakan bio massa yang berasal dari sampah dan kotoran hewan serta probiotik, tidak terpengaruh dengan musim, lebih cepat tumbuh dan panen, produktivitas tinggi, menghemat biaya produksi sampai 50%," jelasnya. (CB-003)