KUNINGAN (CIREBON BRIBIN) - Tradisi masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi kopi memang sudah mengakar budaya, tidak hanya untuk konsumsi namun juga menjadi bagian dari budaya masyarakat sebagaimana konsumsi teh pada masyarakat Tionghoa. Hal ini menjadi penarik daya kreatifitas pengolahan produk kopi sehingga lebih variatif baik jenis maupun cita rasanya.
Selain itu budaya minum kopi juga akan menarik jika diintegrasikan dengan konsep pariwisata sebagaimana program Ngopi di Leuweung yang merupakan kegiatan sinergi Pemerintah Kabupaten Kuningan, Bank Indonesia dan BJB.
Rangkaian kegiatan Ngopi di Leuweung yang dihadiri oleh Anggota DPR RI Komisi XI Agun Gunandjar S, Kepala Perwakilan BI Cirebon, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan Ahmad Juber, BJB, dan perangkat desa ini diawali dengan peresmian rumah produksi yang diberikan Bank Indonesia kepada Koperasi Sarimukti Destana Mandiri.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Hestu Wibowo mengungkapkan, melihat potensi unggulan komoditas kopi, Bank Indonesia terus mendorong penguatan daya saing produk kopi lokal.
Adapun kebijakan pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri yang telah dijalankan, antara lain melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pelatihan dan sarana untuk peningkatan mutu kopi olahan utamanya kopi sangrai melalui penguasaan teknologi roasting serta penguatan aspek legalitas dan korporatisasi kelembagaan.
"Di sisi hulu Bank Indonesia mendukung intensifikasi peremajaan tanaman kopi yang saat ini sudah kurang produktif dengan melakukan Gerakan Tanam Kopi Bersama yang juga menjadi bagian dari rangkaian acara ini," ungkapnya.
Ia menambahkan, Koperasi Sarimukti Destana Mandiri sendiri menjadi mitra Bank Indonesia sejak 2020 hingga pada tahun 2021 mampu berkembang dari sisi kelembagaan menjadi bentuk koperasi. Dukungan program sosial yang telah diberikan antara lain rumah produksi, room dryer, mesin pasca panen dan pelatihan serta pendampingan akses pasar.
"Kedepannya Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah dan instansi terkait akan terus mendukung semangat anggota koperasi sehingga dapat lebih berdaya tentunya dengan integrasi pariwisata, peningkatan kualitas, dan keberlangsungan pola produksi yang terus menerus," tambahnya.
Adapun agenda Ngopi di Leuweung, menyuguhkan konsep bincang ringan dengan nuansa pasar nostalgia yang menjual makanan khas Desa Karangsari tentunya dengan implementasi pembayaran digital. Bersama dengan BJB, Bank Indonesia melakukan edukasi penggunaan sistem pembayaran non tunai.
Dalam acara tersebut Arief Faizal, dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti mengatakan bahwa sebagai titik ground zero kopi dunia Kab Kuningan berpotensi besar dalam pengembangan kopi kualitas ekspor, hal ini diaminkan oleh Jumpono dari klaster kopi Cibulao Bogor yang menyebut kemungkinan kerjasama kopi antar ekosistem sehingga ragam kopi di Indonesia makin dikenal luas. (CB-003)