DUKUPUNTANG (CIREBON BRIBIN) - Pemerintah Kabupaten Cirebon terus melakukan upaya untuk menekan angka stunting yang masih cukup tinggi di Kabupaten Cirebon.
Prosentase stunting di Kabupaten Cirebon pada tahun 2022 lalu masih cukup tinggi, yakni hingga mencapai 18 persen.
Jumlah tersebut sudah mengalami penurunan secara signifikan dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2021 lalu.
"Pada 2021 lalu, angka stunting berada pada angka 26 persen," kata Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih, saat melaksanakan kegiatan monitoring posyandu di Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Kamis (6/7).
Menurut Ayu, pihaknya sangat optimis untuk bisa menekan angka stunting sesuai target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, yaitu pada kisaran 14 persen.
Ayu mengatakan, bahwa angka stunting sebesar 14 persen itu bisa tercapai, dikarenakan melihat angka penurunan stunting pada tahun lalu yang cukup besar.
Ia menyebut, pada tahun lalu, penurunan angka stunting di Kabupaten Cirebon bisa mencapai 7,9 persen. Sedangkan saat ini, untuk bisa mencapai angka 14 persen, hanya membutuhkan penurunan stunting sebesar 4 persen saja.
"Kami optimis, pada tahun 2024 nanti bisa mencapai target penurunan angka stunting," ujar Ayu.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Cirebon, yaitu dengan menggandeng seluruh pihak, baik itu swasta maupun akademisi.
Seperti yang dilakukan saat ini, pihaknya bekerjasama dengan Alfamart membagikan bingkisan makanan tambahan untuk balita yang ada di Desa Cisaat.
Menurut Ayu, penanganan stunting itu multisektoral, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja, namun juga ada peran dari instansi dan unsur lainnyya.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya juga bekerjasama dengan Universitas Gunung Jati (UGJ) untuk melibatkan mahasiswanya, dalam mengedukasi masyarakat Kabupaten Cirebon terkait pola asuh.
"Karena mayoritas penyebab stunting di Kabupaten Cirebon adalah pola asuh," imbuhnya. (CB-003)