Rapat sosialisasi dan koordinasi penyakit monkeypox (Mpox) di Kota Cirebon serta pencegahan dan penanggulangan monkeypox di Kota Cirebon di ruang rapat Prabayaksa lantai 3 Gedung Setda Kota Cirebon. |
KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Ramai soal kasus cacar monyet atau monkey pox (Mpox), yang terjadi dibeberapa daerah, masyarakat Kota Cirebon diminta tidak panik.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Kepala Bagian Pelayanan RSD Gunung Jati, dr. To’at Maruf usai rapat sosialisasi dan koordinasi penyakit monkeypox (Mpox) di Kota Cirebon serta pencegahan dan penanggulangan monkeypox di Kota Cirebon di ruang rapat Prabayaksa lantai 3 Gedung Setda Kota Cirebon.
"Tingkat kesembuhan pasien mpox pun tinggi, masyarakat tidak perlu panik," ungkapnya.
Menurutnya, penularan mpox, dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi, melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut, ibu hamil yang terinfeksi mpox ke bayi yang dikandungnya, dan droplet.
Sedangkan virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka/terbuka, saluran pernapasan, selaput lendir/mukosa (mata, hidung, atau mulut).
"Untuk itu masyarakat diimbau untuk menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Ia menjelaskan, pasien mpox harus menjalani isolasi selama 21 hari terhitung sejak gejalanya ada.
Karenanya, telah disiapkan ruang isolasi bagi mereka yang tidak memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah.
"RSD Gunung Jati sudah menyiapkan ruang isolasi dengan kapasitas untuk 12 orang," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon mengatakan, pihaknya telah meminta camat, lurah dan puskesmas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cacar monyet atau monkeypox (mpox).
“Kami sudah meminta kepada lurah dan camat untuk memberikan sosialisasi terhadap pencegahan monkeypox atau cacar monyet ini,” kata Agus. (CB-003)