Sabtu, 06 Januari 2024

Sabtu, Januari 06, 2024
Kegiatan Jeprut wajib diikuti oleh para anggota baru yang ingin masuk UKM Teater Roempoet UMC.

SUMBER (CIREBON BRIBIN) - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater RoemPoet Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) mengadakan acara “Jeprut” yang mempunyai arti “putus (benang)”.

Acara tersebut dilakukan di 5 titik, yaitu di jalan Dewi Sartika, jalan Pangeran Cakrabuana, jalan Pangeran Kejaksan, jalan Fatahillah, dan puncaknya di Kampus UMC.

Ketua Pelaksana Jeprut, Lafadz Dhiwa Singgih mengatakan Jeprut diambil dari bahasa sunda yang artinya putus.

Jadi dalam seni teater, pemeran teater harus harus memutuskan urat malunya atau menghilangkan rasa malunya agar lebih menjiwai.

"Jeprut menggambarkan situasi ketegangan akan berbagai hal dalam kehidupan, menimbulkan penanaman makna kreatifitas seni tak dibatas," katanya, Sabtu (6/1).

Singgih menambahkan kegiatan ini wajib diikuti oleh para anggota baru yang ingin masuk UKM Teater Roempoet.

"Kegiatan ini diikuti oleh 30 anggota baru, dengan tema menata diri, menjernihkan hati," tambahnya.

Sementara itu Ketua Umum UKM Teater Roempoet mengatakan kegiatan Jeprut ini di dimulai dari 07.00 - 12.00 WIB, yang dimana para anggota harus berjalan kaki menuju kampus dari titik-titik yang sudah ditentukan.

"Masing-masing anggota menggunakan kostum yang berbeda sesuai perannya" katanya.

Alan menambahkan ada 7 peran yang harus dimainkan oleh anggota baru, diantaranya orang gila, banci, pemulung, pedagang asongan, pembersih jalan, badut, dan manusia silver.

"Dalam perjalanan menuju kampus, terserah mau melakukannya seperti apa," tambahnya.

Alan menjelaskan hal ini sebagai proses refleksi panggung dengan pembelajaran serta pencarian makna estetis.

"untuk penggalian lebih lanjut mengenai potret batin masyarakat tertuang dalam ruang-ruang pertunjukkan jalanan," jelasnya.

Alan menuturkan oleh karena itu calon anggota teater RoemPoet harus turun ke jalan serupa menjadi masyarakat yang seringkali dianggap rendah, turut merasa, seraya berjalan, berlari bahkan mendekat pada hati pribumi.

"Kami ingin mereka sadar bahwa apa yang diperankan juga patut di manusiakan, bukan dikucilkan," tuturnya.

"Peranan tidak akan lepas dari kata observasi, semua memahami sebab dan akibat yang menimbulkan rasa kepedulian terjadi akhirnya," lanjutnya. (CB-004)