Sabtu, 13 Juli 2024

Sabtu, Juli 13, 2024
Rakernas AFKSI 2024 di Cirebon. Foto: Dok. Humas FK UGJ

KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (AFKSI) 2024.

Rakernas AFKSI 2024 bertajuk "Bersinergi dan Beradaptasi Dalam Inovasi Kebijakan Pendidikan Kedokteran" tersebut digelar selama 3 hari mulai tanggal 12 hingga 14 Juli 2024.

Hadir sebanyak 170 dekan dan delegasi dari 53 Fakultas Kedokteran Swasta dalam kegiatan di Cirebon ini, serta narasumber - narasumber yang berkaitan untuk topik-topik dalam Rakernas, sebagai bahan update untuk diskusi dan pembahasan.

Ketua Ketua AFKSI, DR dr H Artha Budi Susila Duarsa MKEs menyampaikan, Rakernas AFKSI 2024 di Cirebon membahas topik-topik yang berkaitan dengan pembangunan kesehatan dan kedokteran yang ada di Indonesia.

Pertama, yang menjadi pembahasan yakni terkait akreditasi internasional, kedua, topik terkait Rumah Sakit pendidikan yang sebaiknya dimiliki oleh fakultas kedokteran sendiri.

Press Release Rakernas AFKSI 2024 di Cirebon.

Yang ketiga, berkaitan dengan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit atau hospital base yang dicanangkan oleh Pak Presiden Jokowi dan yang empat atau yang terakhir adalah berkaitan dengan apa yang disebut programmatic assesment yang dikaitkan dengan uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter.

"Alhamdulillah, pembahasan hari ini sangat kondusif, konstruktif dan apa yang menjadi hasil diskusi kami itu menjadi PR atau apa yang harus dikerjakan oleh teman-teman pengurus AFKSI bersama teman-teman fakultas swasta kedokteran Indonesia. Dan apa yang akan dilaksanakan berkaitan dengan kewenangan daripada stakeholder dan Pemerintah akan kami sampaikan," kata Artha dalam sesi juma pers, Sabtu (13/7).

Artha memaparkan, hasil diskusi Rakernas AFKSI 2024 terkait topik akreditasi internasional, yakni, bagi fakultas kedokteran yang akreditasinya sudah unggul, untuk mendapatkan akreditasi internasionalnya sebaiknya dilaksanakan oleh lembaga akreditasi mandiri pendidikan tinggi kesehatan (LAM-PTKes).

Pasalnya, untuk fakultas kedokteran swasta itu sudah dicanangkan bisa dilaksanakan oleh LAM-PTKes.

"Tidak perlu susah-susah mencari lembaga kesehatan lain. Kalau kemarin waktu LAM-PTKes belum ada mungkin bisa ketempat yang lain," paparnya.

Terkait rumah sakit pendidikan milik sendiri, AKFSI sepakat untuk mendorong agar pada akhirnya setiap fakultas kedokteran swasta itu bisa memiliki sendiri.

"Harapannya tentunya lebih bisa meningkatkan lagi kualitas pendidikan kedokterannya," ungkapnya.

Yang ketiga, berkaitan dengan pendidikan dokter spesialis hospital base. AFKSI menyambut baik karena tujuannya adalah untuk memproduksi jumlah dokter spesialis sesuai kebutuhan dan sekaligus distribusinya di tempat-tempat yang memang membutuhkan.

Pemerintah, lanjutnya, melihat apabila hal itu diserahkan kepada sistem pendidikan, dokter spesialis yang selama ini ada hanya berbasis Universitas, tidak mampu mengejar kebutuhan.

"Kami punya harapan dan kami ingin ikut sebetulnya, berkontribusi dan melihat peluang di mana dokter-dokter spesialis itu bisa berkontribusi, apakah nantinya alumni kami mengikuti pendidikan dokter spesialis itu. Dan apakah fakultas kedokteran swasta yang sudah memiliki rumah sakit, rumah sakitnya sudah memenuhi syarat bisa menjadi dasar pendidikan spesialis dan sebagainya," kata Artha.

Keempat, mengenai program assessment dan uji kompetensi program profesi dokter, Kata Artha. Pihaknya menyadari bahwa dokter itu harus memiliki kompetensi yang baik karena berkaitan dengan soal keselamatan manusia dan kesehatan manusia sehingga proses assessment harus lebih baik.

"Dalam diskusi pada prinsipnya Kami merasa memerlukan program assessment dan uji kompetensi itu, hanya mungkin nanti bagaimana formatnya, bagaimana modelnya itu tentu akan dibicarakan disesuaikan dengan undang-undang kesehatan yang baru yaitu undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 2017," ujarnya.

"Itu yang bisa kami sampaikan, harapannya bisa menjadikan bekal bagi seluruh fakultas kedokteran swasta sebagai bahan peganganan kedepan untuk pendidikan kedokteran yang lebih baik," tambahnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UGJ, Dr. Catur Setiya Sulistiyana, M.MED, Ed mengatakan, pihaknya beterima kasih karena FK UGJ sudah dipercaya menjadi tuan rumah forum ini.

"Alhamdulillah, semoga Rakernas AFKSI 2024 ini bisa membawa manfaat bagi semua fakultas kedokteran swasta dan seluruh delegasi bisa merasa puas dengan kegiatan di Cirebon ini," katanya. (CB-003)