Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib (baju biru) beserta jajarannya menyampaikan kinerja sektor jasa keuangan Ciayumajakuning di triwulan III 2024 kepada media, Kamis (7/11). |
KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menilai stabilitas sektor jasa keuangan Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan (Ciayumajakuning) sampai dengan Triwulan III Tahun 2024 dalam kondisi stabil terjaga dengan pertumbuhan yang positif.
Pada sektor perbankan, kinerja 19 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di
Ciayumajakuning, pada September 2024 mengalami pertumbuhan positif secara yoy yang tercermin dari beberapa indikator.
"Kredit BPR tumbuh 0,53 persen yoy menjadi Rp2,07 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 3,62 persen yoy menjadi Rp2,21 triliun. Namun demikian, sisi aset sedikit mengalami sedikit penurunan sebesar 1,01 persen yoy menjadi Rp2,72 triliun.
Permodalan BPR yang tercermin dalam Capital Adequacy Ratio (CAR) masih terjaga dengan baik dengan peningkatan sebesar 5,47 persen yoy menjadi 24,94 persen," ungkap Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib dalam Media Triwulan Update hari ini, Kamis (7/11).
"Dari sisi kualitas kredit yang dicerminkan nilai Non Performing Loan (NPL) gross, per September 2024 terjadi sedikit peningkatan sebesar 3,66 persen yoy menjadi 19,56 persen sebagai dampak berakhirnya stimulus restrukturisasi COVID-19," sambung Agus.
Secara sektoral, terdapat tiga sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran Kredit BPR di Ciayumajakuning yaitu sektor bukan lapangan usaha-lainnya sebesar 47,18 persen atau Rp961,71 miliar, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 35,66 persen atau Rp726,79 miliar, serta sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar 4,78 persen atau Rp97,36 miliar.
Agus menambahkan, secara regional, porsi penyaluran Kredit BPR di Ciayumajakuning terhadap penyaluran kredit BPR di Jawa Barat per September 2024 sebesar 16,65 persen, DPK yang dihimpun BPR di Ciayumajakuning sebesar 17,90 persen dibandingkan DPK yang dihimpun BPR di Jawa Barat, dan porsi aset BPR di Ciayumajakuning sebesar 15,71 persen dibanding aset BPR di Jawa Barat.
"OJK Cirebon terus mendorong BPR di Ciayumajakuning untuk menguatkan peran intermediasi melalui peningkatan pembiayaan kepada Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) sesuai inisiatif program Roadmap Pengembangan dan Penguatan BPR dan BPRS
2024-2027 (RP2B)," tambahnya.
Sementara itu, kinerja Lembaga Keuangan Non Bank (LKM) di Ciayumajakuning per September 2024 menunjukkan penurunan seluruh indikator yaitu penurunan aset sebesar 5,67 persen yoy menjadi Rp21,31 miliar, penurunan pinjaman yang disalurkan sebesar 23,12 persen yoy sebesar Rp19,59 miliar, dan penurunan DPK sebesar 1,49 persen yoy menjadi Rp13,46 miliar.
Sementara pada LKMS, terjadi peningkatan beberapa indikator yaitu aset meningkat sebesar 6,48 persen yoy menjadi Rp36,02 miliar dan DPK meningkat sebesar 12,28 persen yoy menjadi Rp21,19 miliar.
Namun demikian, terjadi sedikit penurunan pada Pinjaman yang Disalurkan sebesar 1,99 persen yoy menjadi Rp14,46 miliar," ujar Agus
Kinerja Perusahaan Pergadaian per September 2024 secara yoy mengalami penurunan yaitu aset menurun 2,27 persen yoy menjadi Rp3,58 miliar dan pinjaman yang diberikan menurun sebesar 27,5 persen yoy menjadi Rp923,72 juta.
Adapun untuk kinerja Pasar Modal, jumlah investor pasar modal di wilayah Ciayumajakuning per September 2024 yang ditunjukkan oleh Single Investor Identification (SID) meningkat sebesar 11,33 persen yoy menjadi 304.350 SID.
Sejalan dengan peningkatan SID, akumulasi transaksi saham tercatat mengalami peningkatan sebesar 24,92 persen yoy menjadi Rp1,28 triliun.
"Hal ini menunjukkan bahwa tingkat inklusi masyarakat Ciayumajakuning di bidang Pasar Modal mengalami peningkatan dengan tingkat literasi masyarakat terhadap produk, layanan, manfaat, risiko, dan kanal-kanal investasi di Pasar Modal yang semakin meningkat," tutup Agus. (CB-003)