Proses rapat rekapitulasi penghitungan suara untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon di tingkat Kota Cirebon, Senin (2/12). |
KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Cirebon yang hanya 66 persen jadi catatan dan bahan evaluasi.
Bahkan, jumlah partisipasi pemilih Pilkada 2024 ini lebih rendah dari pada penyelenggaraan tahun 2018 yang mencapai 73 persen.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon, Mardeko mengatakan, turunnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 akan menjadi bahan evaluasi.
"Terkait dengan turunnya partisipasi yang terjadi pada saat Pilkada 2024 ini ini juga merupakan bahan kajian dari kami, dari KPU mungkin nanti setelah kegiatan Pilkada selesai kami juga akan melakukan rapat khusus untuk evaluasi terkait dengan turunnya tingkat partisipasi ini," katanya di sela-sela Rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di Tingkat Kota Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2024, Senin (2/12).
Menurut Mardeko, sementara ini pihaknya menduga yang menjadi penyebab turunnya tingkat partisipasi pemilih adalah banyak warga masyarakat yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) meninggal dunia.
"Tadi juga mungkin sudah disampaikan oleh masing-masing PPK terkait dengan pendistribusian surat undangan atau surat pemberitahuan. Tadi kita masih jumpai tingginya angka warga yang meninggal dari masing-masing, ini kalau orang meninggal ini kan otomatis mereka tidak mungkin datang," ujarnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, hal ini menjadi permasalahan karena KPU Kota Cirebon tidak bisa begitu saja merubah daftar DPT yang meninggal dunia.
"Kesulitan kita di lapangan, kita tidak bisa langsung mencoret warga yang meninggal ini selama dari pihak keluarganya tidak mengurus surat keterangan kematian," jelasnya.
Meski tidak menyebutkan jumlahnya, namun Mardeko menyakini jumlah DPT yang meninggal dunia cukup banyak sehingga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 Kota Cirebon.
Hal kedua yang menurut Mardeko cukup berpengaruh yakni banyak DPT yang sudah berganti alamat tanpa pemberitahuan sehingga surat pemberitahuan atau surat undangan tidak sampai ke tangan yang berhak.
"Ini juga jumlahnya lumayan besar seperti yang disampaikan oleh masing-masing kecamatan tadi. Ini kan salah satu juga menyebabkan partisipasi itu menurun," katanya lagi.
Selain hal tadi, Mardeko melanjutkan, tentunya masih perlu dilakukan kajian terkait apa yang menyebabkan banyak masyarakat yang tidak hadir pada hari pencoblosan.
"Disamping hal-hal yang lain, perlu ada kajian lah kenapa sebabnya masyarakat banyak yang tidak hadir datang di hari H itu," tambahnya.
Adapun saat dimintai tanggapan soal banyaknya jumlah suara tidak sah, Mardeko juga mengatakan belum bisa mengetahui pasti penyebabnya.
KPU Kota Cirebon, menurutnya telah melakukan segala upaya untuk bisa mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat untuk bisa memberikan suaranya dengan benar.
"Dan juga inikan sebetulnya kan dari masing-masing tim (Paslon) juga saya meyakini sudah melakukan edukasi lah kepada masyarakat, bagaimana nanti mereka itu dalam hal mencoblos supaya surat suara itu kan bernilai kan seperti itu," pungkasnya. (CB-003)
Informasi lainnya :