KEJAKSAN (CIREBON BRIBIN) - Warga masyarakat Kota Cirebon bersama hampir seluruh Kabupaten Kota di Indonesia telah selesai melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 pada 27 November silam.
Secara keseluruhan, penyelenggaraan Pilkada 2024 di Kota Cirebon dinilai baik, lancar dan aman. Namun demikian, masih ada beberapa catatan yang diberikan dalam hajatan besar 5 tahunan ini.
Pj Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi usai menghadiri rapat rekapitulasi penghitungan suara di tingkat Kota Cirebon mengatakan, ada dua catatan Pilkada 2024 ini. Pertama, rendahnya angka partisipasi dan tingginya suara tidak sah.
"Yang bisa dikaji dan dievaluasi kenapa ada penurunan dari tingkat partisipasi kalau dibandingkan Pilkada 2018," katanya di Grage Hotel Cirebon, Senin (2/12).
Agus menyebutkan, pada Pilkada 2018 silam, angka partisipasi pemilih yakni 73 persen dan pada Pilkada 2024 angkanya turun menjadi 66 persen.
Capaian angka partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024, menurutnya tidak mencapai target.
"Sehingga ini yang mungkin tadi saya sampaikan, kita perlu kaji, kita perlu evaluasi. Kenapa terjadi penurunan tingkat partisipasi, kalau kita bicara target, kan sebetulnya ingin kita di 85 persen untuk Pilkada tapi ternyata banyak hal yang perlu kita kaji kita evaluasi kenapa tingkat partisipasi politik ini turun," ujar Agus.
Ia mengungkapkan, minimnya angka partisipasi ini harus dievaluasi.
"Apakah waktu penyelenggaraan Pileg, Pilpres, Pilkada ini berada dalam satu tahun sehingga ada kejenuhan dari masyarakat atau seperti apa model yang bisa kita evaluasi," lanjutnya.
Ia menambahkan, hal menarik lainnya atau yang kedua, yakni tingginya surat suara tidak sah di Pilkada 2024.
Meski masih berupa perhitungan kasar, namun menurut Agus, suara tidak sah yang mencapai sekitar 14 ribu tergolong tinggi.
"Ada kurang lebih 14 ribu lah kalau kami analisis dari data yang ada, ini kan sayang nih 14 ribu orang yang sudah datang ke TPS sudah berpartisipasi tapi surat suaranya tidak dihitung. Apakah karena memang pendidikan politiknya yang perlu kita dorong lagi supaya masyarakat tahu bahwa tidak sah itu seperti ini sehingga tidak dilakukan," tambah Agus.
Meski demikian, Agus mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada penyelenggara, pengawas maupun pengamanan terhadap penyelenggaraan Pilkada yang tahun ini berjalan dengan aman lancar.
Ditempat yang sama, Ketua Divisi SDM dan Litbang KPU Provinsi Jawa Barat, Abdullah Sapi'i mengungkapkan, penyebab penurunan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 di Kota Cirebon perlu dikaji dan dianalisis.
"Itu tentu perlu kita analisis di mana yang kemudian partisipasinya rendah, kecamatan mana kemudian nanti bisa dilihat datanya di akhir Kecamatan mana yang partisipasinya rendah bisa dibandingkan dengan periode di Pileg kemarin nanti baru dari situ kita bisa lakukan analisis," ungkapnya.
Ia menjelaskan, tren penurunan angka partisipasi pemilih bukan hanya terjadi di Kota Cirebon saja.
"Ya memang tren partisipasi menurun hampir disetiap kabupaten kota di wilayah Jawa Barat juga di Indonesia memang trennya mengalami penurunan. Nanti kita akan lakukan tapi tentu dalam konteks Sebagai penyelenggara pemilu kita evaluasi berdasarkan ruang lingkup kerja kita tentunya aspek-aspek lain ya kita ga bisa masuk ya," jelasnya.
Menyinggung soal suara tidak sah, Abdullah mengatakan bila melihat dari edukasi yang dilakukan sebenarnya sudah maksimal.
Penyebabnya menurut Abdullah harus dikaji terpisah, apa yang menyebabkan suara tidak sah cukup tinggi.
"Kalau kesalahan karena tidak tahu atau tidak mengerti cara mencoblos saya kira tidak, dari sisi edukasi kita sudah nah sisi yang lain kan kita ga tahu sebabnya apa. Penyebabnya tentu kita harus analisis secara terpisah tapi kalau dari sisi pengetahuan saya kira sudah baik kita," ujar ya.
Ia mengatakan, KPU Kota Cirebon sudah bekerja maksimal menyampaikan informasi-informasi terkait Pilkada 2024 kepada masyarakat.
"Kota Cirebon termasuk yang bagus, debatnya dilaksanakan 3 kali kan, itu saya kira sudah bagus artinya sisi informasi yang disampaikan ke publik juga sudah maksimal dilakukan temen-temen dari KPU kota Cirebon," pungkasnya. (CB-003)
Informasi lainnya :